Selasa, 21 Juli 2009

Peserta MOS meniggal Dunia

Rabu, 15 Juli 2009 | 19:48 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Roy Aditya, siswa baru SMA Negeri 16 Surabaya, Jawa Timur, meninggal dunia saat mengikuti kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) di sekolahnya, Rabu (15/7).

Hingga kini, belum diketahui pasti penyebab tewasnya anak muda berusia 16 tahun tersebut. Menurut keterangan Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 16 Surabaya, Edi, tidak ada kegiatan fisik dalam program MOS yang diselenggarakan di sekolahnya itu.

"Sebelum meninggal dia hanya menonton teman-temannya yang sedang mempersiapkan acara penutupan MOS, tiba-tiba dia pingsan," katanya.

Dalam kondisi pingsan, korban sempat diberi pertolongan di ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Kemudian, korban dilarikan ke Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari, Surabaya.

Di rumah sakit itu, korban sempat ditangani dengan alat bantu pernapasan. Namun, korban tidak bereaksi sedikit pun, sehingga dokter di rumah sakit itu menyatakan, Roy meninggal dunia.

Pihak RSI Jemursari menyarankan agar jasad Roy dibawa ke RSUD dr. Soetomo untuk diautopsi. Hingga kini autopsi terhadap jasad korban masih berlangsung.

Sementara itu, Nani, ibunda korban, menyatakan, putranya tidak memiliki riwayat penyakit apapun. "Hanya sebelumnya, anak saya itu mengaku ketakutan saat disuruh membawa kayu bakar oleh para seniornya. Kalau tidak membawa, anak saya takut dipukul," tutur Nani.

Singkat kisah, Roy pun berangkat ke sekolah tanpa membawa kayu bakar seperti perintah rekan seniornya itu. "Saya kaget, mendengar informasi dari pihak rumah sakit, bahwa anak saya meninggal dunia saat MOS," kata Nani.

Sebagai orang tua, pihaknya mengikhlaskan anaknya meninggal dunia. "Saya ikhlaskan anak saya meninggal dunia. Tapi saya minta hukum harus ditegakkan," katanya seraya meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surabaya dan aparat penegak hukum mengusut peristiwa yang merenggut nyawa anaknya itu.

Sementara itu, Kepala Disdik Kota Surabaya, Sahudi, tidak bersedia memberikan pernyataan terkait peristiwa tragis yang terjadi di SMA Negeri 16 tersebut.

"Mohon maaf Mas, saya sedang repot," kata Sahudi seraya menutup pesawat telepon selulernya ketika hendak dikonfirmasi mengenai peristiwa maut di sekolah yang berlokasi di Jalan Raya Prapen Surabaya itu.

LTF

READ MORE...

 
My BLoG © 2007 *Feito por Templates para Você*